Senin, 11 Agustus 2008

Kamis, 13 Maret 2008

stasiunkeretaapikota

cilacapaslinesundabanget

Daerah Kadipaten Majenang atau yang lebih dikenal dengan Kadipaten DAJEUHLUHUR adalah sebuah daerah Kadipaten yang lebih dahulu mempunyai pemerintahan apabila dibanding dengan Tlacap. Tentang Kadipaten Dajeuhluhur dapat dikisahkan bahwa sejak semula daerah ini diperintah oleh seorang Adipati yang bernama: GAGAK - NGAMPAR atau BANYAK NGAMPAR seorang putra dari PRABU LINGGAWESI RAHIANG DEWA N1SKALA dari Kerajaan Pakuan Parahiyangan yang memerintah sekitar tahun 1467 - 1474. Raden Aria Gagakngampar atau Banyakngampar mempunyai dua orang putra masing-masing Ki Hadeg Tjiluhur Jan Ki Hadeg Tjisagu. Yang menggantikan Aria Gagakngampar adalah putra Ki Hadeg Tjiluhur bernama Ngabehi Arsagati dan kemudian digantikan oleh putranya bernama Ngabehi Reksagati. Pemerintahan selanjutnya Ngabehi Reksagati digantikan oleh putranya Ngabehi Reksapradja yang kemudian diganti pula oleh putranya Kyai Ngabehi Wirapradja. Kyai Nga­behi Wirapradja mempunyai 3 orang putra masing-masing Nyai Ronggo Wirapradja, Ngabehi Wiradika dan Nyai Wirasari. Ngabehi Wiradika selanjutnya mengganti menjadi Adipati Dajeuhluhur, setelah Kyai Ngabehi Wirapradja memegang pimpinan Pemerintahan. Putra Nyai Ronggo Wirapradja menggantikan Ngabehi Wiradika men­jadi Adipati dengan gelar Ngabehi Wiradika-II. Bupati terakhir Kadipaten Dajeuhluhur adalah putra Kyai Ngabehi Wi­radika—II yang kemudian bergelar Raden Tumenggung Prawiranegara yang memerintah Kadipaten Dajeuhluhur sampai tahun 1831. Sejak semula daerah Kadipaten Dajeuhluhur tidak masuk dalam wilayah Banyumas tetapi mempunyai jalur hubungan langsung dengan Kasunanan Surakarta.
Baru setelah selesainya perang Diponegoro pada tahun 1830 dan dimulainya Pemerintahan Hindia Belanda di Banyumas Kadipaten Dajeuhluhur masuk menjadi wilayah Residentie Banyumas. Raden

CILACAPSUNRISE